Senin, 03 Oktober 2011

KEMACETAN DI KOTA JAKARTA

Jakarta adalah ibukota negara Indonesia yang menjadi jantung dari negara kita. Kota Jakarta adalah kota metropolitan yang berisikan orang-orang yang tinggal dan berjuang untuk mencukupi kehidupannya masing-masing. Kota Jakarta itu sendiri merupakan kota yang populasinya sangat banyak di Indonesia, selain itu banyak sekali terdapat pusat-pusat perkantoran, perbelanjaan, rekreasi, dan hal lainnya.
                        Di kota Jakarta ini banyak sekali masalah-masalah yang harus dibenahi untuk menciptakan sebuah kota yang tentram dan nyaman selain untuk ditinggali, juga untuk mencukupi kebutuhan hidup. Permasalahan yang paling menonjol dikota Jakarta ini adalah masalah kemacetan yang tak kunjung pernah berkurang dan terselesaikan, terutama pada jam-jam orang sedang bekerja dan melakukan aktifitas lainnya. Sebagai contoh dari jalan Thamrin yang menuju jalan Otista yang jaraknya hanya 13 km dapat ditempuh kurang lebih 15 menit, tapi bila dalam keadaan macet bisa ditempuh menjadi 2 jam perjalanan. Bahkan bila keadaan hujan dan terjadi banjir, perjalanan ditempuh menjadi 3 jam.


FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMACETAN DI KOTA JAKARTA

1. Waktu lampu hijau yang begitu cepat, mobil yang melintasi lampu merah baru 4-5 mobil tetapi lampu sudah menjadi merah kembali. Sedangkan antrian mobil di belakangnya dapat mencapai 1km atau sekitar 200 mobil.
2. Banyaknya angkutan umum seperti mikrolet, kopaja, metro mini, dan lain-lain yang berhenti secara tidak teratur untuk mencari atau menunggu penumpang.
            3. Pedagang kaki lima yang berjualan tidak sesuai dengan tempatnya.
4. Pintu masuk tol juga sering menjadi penyebab kemacetan, karena pembayaran masuk tol dilakukan di pintu masuk dan mobil yang hendak masuk jalan tol banyak sehingga membuat antrian kendaraan.
5. Jalur transjakarta (busway) yang memakan jalur mobil pribadi dan angkutan umum lainnya. Dahulu jalur yang dipakai adalah 2 jalur, tetapi sekarang menjadi 1 jalur saja ini mengakibatkan jalur untuk mobil pribadi dan angkutan lainnya semakin padat dan menimbulkan kemacetan.
6. Pada perempatan-perempatan jalan yang dilintasi juga sering menjadi penyebab kemacetan karena jumlah mobil pribadi, angkutan umum, dan angkutan lainnya yang melintas secara terus menerus dan menyebabkan antrian yang panjang.


CARA DAN SOLUSI YANG TEPAT UNTUK MENGURANGI KEMACETAN

1. Untuk mengurangi kemacetan yang diakibatkan oleh cepatnya waktu antara lampu hijau ke lampu merah dengan menambah waktu lampu hijaunya sehingga mobil yang melintasi lampu merah semakin banyak dan mobil yang mengantri di belakang lampu merah tidak terlalu panjang. Ini solusi yang bisa di pakai di setiap lampu merah sehingga tidak terjadi antrian yang menyebabkan kemacetan.
2. Mengurangi kemacetan yang diakibatkan oleh angkutan-angkutan umum dengan mensigapkan para polantas yang berjaga atau mengatur lalu lintas, sehingga tidak terjadi angkutan yang berhenti di sembarang tempat dan berhenti tidak sesuai dengan rambu-rambu di sepanjang jalan.
3. Para petugas penertiban harus tegas terhadap pedagang kaki lima yang berjualan di sembarang tempat yang dapat berpotensi menyebabkan kemacetan. Para pedagang kaki lima harus mengerti bahwa disekitar pinggir jalan bukan tempat untuk berjualan, dan pemerintah harus dapat menyediakan tempat untuk para pedagang kaki lima yang berjualan.
4. Pintu-pintu masuk menuju jalan tol yang menyebabkan kemacetan harus dapat ditanggulangi dengan cara membayar tol di pintu keluar tol jangan di pintu masuk tol, sehingga antrian mobil yang hendak masuk ke dalam jalan tol tidak terhambat dan membuat arus jalan lain juga menjadi lancar.
5. Penggunaan bus transjakarta harus lebih disosialisasikan supaya orang-orang yang bekerja tidak lagi menggunakan angkutan sendiri lagi melainkan menggunakan fasilitas bus transjakarta yang lebih disediakan dan harus lebih diefektifkan. Penggunaan Transjakarta juga harus menjamin keamanan dan kenyamanan para penumpangnya, sehingga karyawan yang hendak bekerja atau pulang kekerja dapat menikmati kenyamanan menggunakan fasilitas bus transjakarta dan tidak beralih lagi ke angkutan sendiri yang hanya menambah kemacetan.
6. Pada titik macet seperti perempatan harus dilakukan pelebaran jalur dan membuat jembatan layang, yang sangat berguna untuk menghindari antrian di sepanjang lampu merah. Jadi semua mobil, angkutan, atau motor yang hendak lurus tidak terhambat di lampu merah sehingga dapat mengurangi antrian dan kemacetan yang terjadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar