Minggu, 23 Oktober 2011

KRIMINALITAS DI KOTA BESAR


                        Kejahatan atau kriminalitas di kota-kota besar sudah menjadi permasalahan sosial yang membuat semua warga yang tinggal atau menetap menjadi resah, karena tingkat kriminalitas yang terus meningkat setiap tahunnya yang juga dapat terkena pada siapa saja, kapan saja, dan dimana saja. Sebagai contoh kejahatan yang terjadi di ibukota Jakarta, kejahatan yang banyak terjadi adalah kasus pencurian motor dan kasus pencurian yang bersifat kekerasan. Berdasarkan operasi Sikat Jaya yang dilaksanakan oleh Polda Metro Jaya pada bulan November 2009 di 14 wilayah, telah diungkap 199 kasus yang terdiri dari 35 kasus pemerasan, 17 kasus penjambretan, 24 kasus perjudian, 99 kasus pencurian, dan 24 kasus kejahatan lain. Dengan data di atas ini dapat diperkirakan bahwa kriminalitas di kota Jakarta tinggi, maka kepolisian harus lebih waspada dan meningkatkan penjagaan agar semua warga yang menetap atau tinggal di Jakarta dapat hidup nyaman dan tentram dengan rasa yang aman di lingkungannya.

FAKTOR PENYEBAB KRIMINALITAS
1.      Tingkat pengangguran yang tinggi membuat orang-orang tidak dapat memenuhi kebutuhan akan kehidupannya, sehingga sering kali orang tersebut mencari jalan pintas agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Contohnya dengan mencuri, memeras, bahkan membunuh. Ini hal yang harus diperhatikan oleh pemerintah, karena dengan banyaknya pengangguran maka tingkat kriminalitas juga akan terus meningkat.

2.      Kurangnya lapangan pekerjaan membuat tingkat kriminal juga meningkat, karena dengan kurangnya lapangan pekerjaan maka akan menciptakan pengangguran yang banyak. Kurangnya lapangan pekerjaan harus lebih diperhatikan, dan lapangan pekerjaan juga harus dapat mendukung para pekerja untuk dapat mencukupi kebutuhan hidupnya.


3.      Pemahaman tentang keagamaan masih kurang diterapkan, karena dengan kurangnya pemahaman maka sering kali orang-orang tidak kuat akan cobaan yang diberikan kepadanya. Sehingga saat orang tersebut tidak dapat mencukupi ekonominya, maka orang tersebut melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan dan melanggar ajaran agama.

4.      Pergaulan yang tidak sesuai dengan norma-norma kadang membuat perilaku orang tersebut dapat melakukan tindakan kriminalitas, sehingga pendidikan tentang pergaulan dilingkungan harus lebih diperhatikan agar tidak melakukan hal-hal yang tidak sesuai atau tercela.


5.      Kemiskinan yang dialami oleh rakyat kecil kadang membuat mereka berfikir untuk melakukan tindakan kriminalitas, karena orang-orang tersebut tidak dapat mencukupi kebutuhannya. Dengan tingkat kemiskinan yang terus meningkat, maka akan semakin banyak pula tindakan-tindakan kriminalitas yang meresahkan warga.

PENANGANAN KRIMINALITAS UNTUK KE DEPAN
1.      Pemerintah harus lebih prihatin terhadap para pengangguran, dengan memberikan mereka pekerjaan yang sesuai dengan keahlian dan kompentesinya. Dengan memberikan mereka lapangan pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya, maka tingkat kriminalitas di kota-kota dapat teratasi dan mereka akan bersungguh-sungguh karena itu pekerjaan yang sesuai dengan keahlian mereka.

2.      Pemerintah dan para pengusaha harus dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang sesuai, sehingga dapat menampung para pengangguran yang masih membutuhkan pekerjaan. Dengan banyaknya lapangan pekerjaan yang diciptakan maka pengangguran akan semakin berkurang dan tingkat kriminalitas dapat teratasi.


3.      Pemahaman akan keagamaan harus lebih diperhatikan oleh setiap orang, dengan tingkat keagamaan yang baik maka orang tersebut dapat mengendalikan dirinya terhadap cobaan yang diterima sehingga orang tersebut dapat hidup sesuai dengan ajaran yang diajarkan di agamanya. Pendidikan agama memang sangat penting untuk menjaga sikap hidup yang baik, dan dapat mengatasi diri terhadap hal-hal yang menjurus kepada kriminalitas.

4.      Setiap orang harus menjaga diri dari pergaulan yang tidak baik, sehingga orang tersebut dapat hidup teratur. Dengan pergaulan yang tidak baik kadang membuat perilaku orang berubah, dan membuat mereka akan dianggap orang-orang yang suka bertindak kriminal. Maka dalam bergaul, setiap orang harus dapat menentukan mana pergaulan yang baik dan mana pergaulan yang akan membawa keburukan.


5.      Besarnya angka kemiskinan kadang berpengaruh dengan tingkat kriminalitas yang tinggi pula, maka pemerintah harus dapat mengendalikan angka kemiskinan agar dapat mengatasi angka kriminalitas. Dengan hidup dibawah taraf kecukupan, maka setiap orang kadang berfikir untuk mengambil jalan pintas yang cepat untuk dapat mencukupi kehidupannya. Jadi pemerintah harus tanggap terhadap permasalahan kemiskinan yang terjadi, supaya tingkat kriminalitas dapat teratasi dengan baik.

Senin, 17 Oktober 2011

TINGKAT PENGANGGURAN YANG TERUS MENINGKAT


Pengangguran yang terjadi pada bangsa Indonesia ini masih belum bisa diatasi oleh pemerintah, karena kurangnya peran pemerintah dalam mengatasi permasalahan yang sudah sering terjadi ini. Sepanjang tahun 2009-2010, Kementerian dan Transmigrasi (Kemenakertrans) hanya mampu menurunkan 1,5 persen dari total pengangguran setiap tahunnya, memasuki tahun 2011 pengangguran terbuka sekarang ada pada angka 9,25 juta.
                        Permasalahan yang dihadapi oleh Kemenakertrans adalah tenaga kerja di Indonesia 50 persen hanya lulusan dari pendidikan sekolah dasar (SD). Selain itu kelulusan dari setiap tenaga kerja tidak sesuai dengan lapangan pekerjaan yang tersedia, sehingga tingkat pengangguran akan semakin bertambah.
                        Peneliti Pusat Penelitian Ekonomi (P2E) LIPI, mengatakan pemerintah lazim memakai data pengangguran terbuka untuk mengukur relasi pertumbuhan ekonomi dengan penyerapan tenaga kerja. Padahal data tersebut tidak mencerminkan tingkat kesejahteraan riil masyarakat, karena faktanya pekerja berpenghasilan minim dan pekerja dengan jam di bawah standar tidak dikategorikan pengangguran. Lipi sering sekali menggunakan istilah setengah pengangguran bagi mereka yang kerjanya kurang dari 35 jam seminggu untuk lebih menggambarkan kesejahteraan.
                        Lipi mencatat, tingkat warga negara yang termasuk dalam kategori setengah pengangguran terus mengalami peningkatan dalam lima tahun terakhir. Dari 29,64 juta orang pada 2005 menjadi 32,8 juta pada 2010. Diperkirakan pada 2011, jumlah warga dengan kategori setengah pengangguran diproyeksikan meningkat menjadi 34,32 juta orang.

CARA MENGURANGI TINGKAT PENGANGGURAN

1.      Pendidikan gratis bagi yang kurang mampu dan membutuhkan biaya untuk pendidikan, sehingga setiap calon tenaga kerja memiliki pengetahuan yang lebih dan berguna saat berkuliah.
2.      Pemerintah harus tanggap dengan menyediakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak, sehingga dapat membantu untuk mengurangi tingkat pengangguran.
3.      Pemerintah harus memberi himbauan kepada setiap masyarakat untuk dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi mereka yang membutuhkan.
4.      Pemerintah harus dapat mendirikan tempat-tempat pelatihan keterampilan, sehingga orang yang tidak berpendidikan tinggi pun bisa bekerja dengan modal keterampilan yang sudah mereka miliki.
5.      Pemerintah diharapkan dapat mendirikan suatu lembaga bantuan kredit atau langsung bekerja sama dengan bank-bank tertentu untuk memberikan kredit pada masyarakat yang kurang mampu.
6.      Pelajar perlu diberi pendidikan non formal, yang bisa berupaya meningkatkan kemampuan berkomunikasi serta diarahkan untuk menjadi lulusan sekolah yang mampu menciptakan suatu lapangan pekerjaan.

Senin, 10 Oktober 2011

BANJIR DI KOTA JAKARTA


MENGAPA PERMASALAHAN BANJIR DI KOTA JAKARTA TIDAK PERNAH TERSELESAIKAN SAMPAI SAAT INI ??
Banjir dikota Jakarta bukan lagi merupakan permasalahan besar, tetapi sudah menjadi rutinitas. Hal ini sudah menjadi tugas pemerintah untuk menanggulangi permasalahannya, akan tetapi tidak hanya menjadi kewajiban pemerintah saja untuk menanggulanginya melainkan menjadi kewajiban seluruh warga negara untuk turut serta dalam menyelesaikan permasalahan yang terus menerus dan tak pernah terselesaikan.
Disaat memasuki musim penghujan, seluruh warga Jakarta mulai mempersiapkan diri untuk menghadapi banjir yang bisa datang kapan saja dan secara tiba-tiba dengan waktu yang cepat. Curah hujan dikota Jakarta memang tidak terlalu besar dibandingkan kota lainnya, tetapi kota Jakarta sering sekali mengalami banjir yang kadang membuat warganya harus mengungsi ke tempat lain yang lebih tinggi. Jadi permasalahan banjir yang terjadi dikota Jakarta ini harus menjadi perhatian seluruh pemerintah dan warganya, sehingga permasalahan banjir terjadi dapat terselesaikan.
Ketika banjir besar yang terjadi pada tahun 2002 silam, ramailah penjelasan tentang siklus banjir lima tahunan di Jakarta. Artinya dalam setiap lima tahun sekali, kota Jakarta akan mengalami banjir besar yang harus diwaspadai oleh semua warga bahkan banjir yang dialami bisa mencapai 2 meter lebih. Tetapi nyatanya banjir besar yang terjadi dikota Jakarta tidak perlu menunggu waktu lima tahun. Namun cukup dengan satu kali hujan deras saja dengan waktu yang cukup lama, kota Jakarta akan langsung mengalami banjir besar disetiap daerah.

Berikut ini adalah penyebab yang dapat menimbulkan musibah banjir serta solusinya, sebagai berikut :
a.      SAMPAH
Kebanyakan banjir yang terjadi dikota Jakarta ini adalah disebabkan oleh sampah yang menumpuk diselokan, dijalan, dan disungai. Dengan membuang sampah disembarang tempat dapat menyebabkan hal-hal yang memicu terjadinya banjir, sehingga butuh kesadaran dari seluruh warga untuk turut serta menanggulangi masalah banjir. Seluruh warga harus memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungannya masing-masing, sehingga musibah banjir yang sering terjadi dikota Jakarta ini dapat dihindari dan terselesaikan.

b.      POHON
Banyaknya penebangan pohon secara liar yang terjadi dikota Jakarta ini, sering sekali pohon harus ditebang karena akan dilakukan pelebaran jalan. Dengan pelebaran jalan yang terjadi disetiap tempat, membuat jumlah pohon dan jumlah resapan air berkurang sehingga air tidak dapat ditampung dan menyebabkan banjir di tempat-tempat yang jumlah pohonnya sedikit. Masalah banjir yang disebabkan oleh berkurangnya jumlah pohon ini harus segera ditanggulangi, agar jumlah resapan air tetap stabil sehingga banjir yang terjadi saat ini dapat teratasi.

c.       GEDUNG & MALL
Banyaknya pembangunan gedung-gedung apartemen, perkantoran, dan mall. Ini membuat daerah yang tadinya menjadi paru-paru sebuah kota atau tempat untuk resapan air menjadi hilang, dan membuat air yang tergenang akibat hujan tidak dapat menyerap kedalam tanah. Air yang tidak terserap dengan baik kedalam tanah dapat menyebabkan banjir dan terkadang membuat tanah menjadi longsor, dan kadang merugikan orang bila terkena musibah tersebut. Pembangunan gedung dan mall harus dibatasi oleh pemerintah, agar hal-hal yang dapat menimbulkan banjir dapat teratasi. Pohon-pohon yang terdapat di sepanjang jalan juga dapat menjadi paru-paru sebuah kota, sehingga pemerintah harus tanggap untuk menjaga kestabilan kota.

d.      DESAIN KOTA
Pemerintah harus bijak dalam menentukan desain sebuah kota, agar kota yang menjadi tempat tinggal semua orang yang menempati dapat merasakan hidup nyaman dan tentram. Disepanjang jalan harus dibuat sistem penyaluran air yang baik, meningkatkan taman hijau diberbagai tempat di kota Jakarta ini, dan membatasi kendaraan agar polusi udara yang disebabkan oleh mobil dapat dikurangi. Dengan desain kota yang baik, maka permasalahan yang dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan seperti banjir dapat teratasi.

Senin, 03 Oktober 2011

KEMACETAN DI KOTA JAKARTA

Jakarta adalah ibukota negara Indonesia yang menjadi jantung dari negara kita. Kota Jakarta adalah kota metropolitan yang berisikan orang-orang yang tinggal dan berjuang untuk mencukupi kehidupannya masing-masing. Kota Jakarta itu sendiri merupakan kota yang populasinya sangat banyak di Indonesia, selain itu banyak sekali terdapat pusat-pusat perkantoran, perbelanjaan, rekreasi, dan hal lainnya.
                        Di kota Jakarta ini banyak sekali masalah-masalah yang harus dibenahi untuk menciptakan sebuah kota yang tentram dan nyaman selain untuk ditinggali, juga untuk mencukupi kebutuhan hidup. Permasalahan yang paling menonjol dikota Jakarta ini adalah masalah kemacetan yang tak kunjung pernah berkurang dan terselesaikan, terutama pada jam-jam orang sedang bekerja dan melakukan aktifitas lainnya. Sebagai contoh dari jalan Thamrin yang menuju jalan Otista yang jaraknya hanya 13 km dapat ditempuh kurang lebih 15 menit, tapi bila dalam keadaan macet bisa ditempuh menjadi 2 jam perjalanan. Bahkan bila keadaan hujan dan terjadi banjir, perjalanan ditempuh menjadi 3 jam.


FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMACETAN DI KOTA JAKARTA

1. Waktu lampu hijau yang begitu cepat, mobil yang melintasi lampu merah baru 4-5 mobil tetapi lampu sudah menjadi merah kembali. Sedangkan antrian mobil di belakangnya dapat mencapai 1km atau sekitar 200 mobil.
2. Banyaknya angkutan umum seperti mikrolet, kopaja, metro mini, dan lain-lain yang berhenti secara tidak teratur untuk mencari atau menunggu penumpang.
            3. Pedagang kaki lima yang berjualan tidak sesuai dengan tempatnya.
4. Pintu masuk tol juga sering menjadi penyebab kemacetan, karena pembayaran masuk tol dilakukan di pintu masuk dan mobil yang hendak masuk jalan tol banyak sehingga membuat antrian kendaraan.
5. Jalur transjakarta (busway) yang memakan jalur mobil pribadi dan angkutan umum lainnya. Dahulu jalur yang dipakai adalah 2 jalur, tetapi sekarang menjadi 1 jalur saja ini mengakibatkan jalur untuk mobil pribadi dan angkutan lainnya semakin padat dan menimbulkan kemacetan.
6. Pada perempatan-perempatan jalan yang dilintasi juga sering menjadi penyebab kemacetan karena jumlah mobil pribadi, angkutan umum, dan angkutan lainnya yang melintas secara terus menerus dan menyebabkan antrian yang panjang.


CARA DAN SOLUSI YANG TEPAT UNTUK MENGURANGI KEMACETAN

1. Untuk mengurangi kemacetan yang diakibatkan oleh cepatnya waktu antara lampu hijau ke lampu merah dengan menambah waktu lampu hijaunya sehingga mobil yang melintasi lampu merah semakin banyak dan mobil yang mengantri di belakang lampu merah tidak terlalu panjang. Ini solusi yang bisa di pakai di setiap lampu merah sehingga tidak terjadi antrian yang menyebabkan kemacetan.
2. Mengurangi kemacetan yang diakibatkan oleh angkutan-angkutan umum dengan mensigapkan para polantas yang berjaga atau mengatur lalu lintas, sehingga tidak terjadi angkutan yang berhenti di sembarang tempat dan berhenti tidak sesuai dengan rambu-rambu di sepanjang jalan.
3. Para petugas penertiban harus tegas terhadap pedagang kaki lima yang berjualan di sembarang tempat yang dapat berpotensi menyebabkan kemacetan. Para pedagang kaki lima harus mengerti bahwa disekitar pinggir jalan bukan tempat untuk berjualan, dan pemerintah harus dapat menyediakan tempat untuk para pedagang kaki lima yang berjualan.
4. Pintu-pintu masuk menuju jalan tol yang menyebabkan kemacetan harus dapat ditanggulangi dengan cara membayar tol di pintu keluar tol jangan di pintu masuk tol, sehingga antrian mobil yang hendak masuk ke dalam jalan tol tidak terhambat dan membuat arus jalan lain juga menjadi lancar.
5. Penggunaan bus transjakarta harus lebih disosialisasikan supaya orang-orang yang bekerja tidak lagi menggunakan angkutan sendiri lagi melainkan menggunakan fasilitas bus transjakarta yang lebih disediakan dan harus lebih diefektifkan. Penggunaan Transjakarta juga harus menjamin keamanan dan kenyamanan para penumpangnya, sehingga karyawan yang hendak bekerja atau pulang kekerja dapat menikmati kenyamanan menggunakan fasilitas bus transjakarta dan tidak beralih lagi ke angkutan sendiri yang hanya menambah kemacetan.
6. Pada titik macet seperti perempatan harus dilakukan pelebaran jalur dan membuat jembatan layang, yang sangat berguna untuk menghindari antrian di sepanjang lampu merah. Jadi semua mobil, angkutan, atau motor yang hendak lurus tidak terhambat di lampu merah sehingga dapat mengurangi antrian dan kemacetan yang terjadi.