Organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang
dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak
berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam
pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup
bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.
· Organisasi Normatif: Adalah pihak elit menjalankan organisasi/ mengawasi
anggota lebih dominan menggunakan kekuasaan normatif (persuasif). Bentuk
partisipasi anggota adalah dengan komitmen moral.
· Organisasi
Utilitarian: Adalah pihak elit
mengawasi anggota dominan menggunakan kekuasaan utilitarian. Partisipasi
anggota berdasarkan komitmen perhitungan yaitu pemikiran hubungan bisnis,
sangat perhitungkan untung rugi.
· Organisasi Koersi: Adalah pihak elit menggunakan kekuasaan koersi dalam
mengawasi anggotanya. Koersi adalah segala jenis paksaan, ancaman, dan
intimidasi yang digunakan untuk mempengaruhi perilaku orang lain.
Proses pembentukan Kelompok
dan Organisasi Sosial
Pada
dasarnya, pembentukan kelompok dan organisasi sosial dapat diawali dengan
adanya persepsi, perasaan atau motivasi, dan tujuan yang sama dalam memenuhi
kebutuhannya. Dalam proses selanjutnya didasarkan adanya hal-hal berikut:
1. Persepsi: Pembagian kelompok didasarkan pada tingkat kemampuan
intelegensi yang dilihat dari pencapaian akademis. Misalnya terdapat satu atau
lebih punya kemampuan intelektual, atau yang lain memiliki kemampuan bahasa
yang lebih baik. Dengan demikian diharapkan anggota yang memiliki kelebihan
tertentu bisa menginduksi anggota lainnya.
2. Motivasi: Pembagian kekuatan yang berimbang akan memotivasi
anggota kelompok untuk berkompetisi secara sehat dalam mencapai tujuan
kelompok. Perbedaan kemampuan yang ada pada setiap kelompok juga akan memicu
kompetisi internal secara sehat. Dengan demikian dapat memicu anggota lain
melalui transfer ilmu pengetahuan agar bisa memotivasi diri unuk maju.
3. Tujuan: Terbentuknya kelompok karena memiliki tujuan untuk
dapat menyelesaikan tugas-tugas kelompok atau individu.
4. Organisasi: Pengorganisasian dilakukan untuk mempermudah
koordinasi dan proses kegiatan kelompok. Dengan demikian masalah kelompok dapat
diselesaikan secara lebih efesien dan efektif.
5. Independensi: Kebebasan merupakan hal penting dalam dinamika
kelompok. Kebebasan disini merupakan kebebasan setiap anggota untuk
menyampaikan ide, pendapat, serta ekspresi selama kegiatan. Namun demikian
kebebasan tetap berada dalam tata aturan yang disepakati kelompok.
6. Interaksi: Interaksi merupakan syarat utama dalam dinamika
kelompok, karena dengan interaksi akan ada proses transfer ilmu dapat berjalan
secara horizontal yang didasarkan atas kebutuhan akan informasi tentang
pengetahuan tersebut.
Sumber : http://zeincom.wordpress.com/2011/10/22/onosori/
Sumber : http://zeincom.wordpress.com/2011/10/22/onosori/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar