Pemanasan
global atau global warming adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata
atmosfer, laut, dan daratan bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan bumi
telah meningkat 0.74 – 0.18 derajat celcius (1.33 – 0.32 derajat fahreinheit)
selama 100 tahun terakhir.
Secara umumnya suhu purata Bumi tidak begitu stabil,
malah berubah mengikut masa, seperti yang telah dibuktikan melalui analisis
lapisan geologi. Planet kita adalah beberapa puluh darjah lebih sejuk pada 20
000 tahun yang lepas, iaitu pada puncak zaman salji glasier. Perubahan suhu ini
sebenarnya amat perlahan, suhu berubah sebanyak 0.2 darjah dari tahun 1000
sehingga hujung kurun ke-19.
Fakta yang merisaukan komuniti antarabangsa ialah
betapa cepatnya suhu berubah sekarang ini, kecepatan perubahan yang tidak
pernah berlaku di zaman dahulu. Sejak hujung kurun ke-19, lebih kurang dalam
seratus tahun saja, suhu purata telah naik 0.6 darjah. Simulasi komputer pula
menunjukkan bahawa pemanasan akan menjadi lebih cepat dan suhu purata boleh
meningkat sebanyak 1.4 hingga 5.8 darjah pada hujung kurun ke-21. Fenomena ini
kita panggil pemanasan global.
KONSEKUENSI DAN RESIKO
Meningkatnya
suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti
naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang
ekstrim, serta jumlah
Karena energi bersifat kekal,
salju-salju tadi dengan sendirinya tidak hilang dan hanya berubah bentuk.
Ibarat es yang ada dalam sebuah gelas, ketika ia terkena panas dan mencair,
volume air itu tidak berkurang atau bertambah, melainkan hanya berubah. Maka,
konsekuensi pertama dari meningkatnya suhu bumi yang melelehkan salju dan
deposit-deposit air tadi adalah kian bertambahnya air di permukaan bumi.
Peningkatan tersebut dapat dideteksi di seluruh penjuru bumi dan dibuktikan
melalui sejumlah foto udara yang membandingkan suatu kawasan pada puluhan tahun
silam dengan kondisi kontemporer.
Namun, konsekuensi meningkatnya
suhu bumi tidaklah sesederhana itu. Perubahan-perubahan ekologis yang terjadi
pada lingkungan di mana manusia dan makhluk hidup lainnya hidup membawa dampak
yang mengerikan bagi umat manusia. Hukum fisika menyatakan, angin bergerak dari
tempat yang dingin ke tempat yang lebih panas. Nah, perbedaan temperatur suatu
kawasan dengan kawasan lain yang sangat ekstrem pada waktu bersamaan telah
memicu munculnya angin topan, badai, dan tornado menjadi lebih sering
dibandingkan beberapa tahun silam. Negara-negara di kawasan Amerika Utara,
Tengah, Selatan dan Karibia, Eropa, juga Asia Selatan dan Timur sudah merasakan
dampak yang ditimbulkan dari topan badai ini. Topan yang memiliki nama-nama nan
indah menerpa warga di seluruh bumi secara memilukan dan sekaligus mematikan.
Arus pergerakan air tidak hanya
membawa musibah banjir bandang, tetapi juga disertai tanah longsor akibat penggundulan
hutan yang berlangsung setiap menit. Dalam waktu bersamaan, belahan dunia yang
satu terancam kekeringan dan kebakaran, tempat lainnya dilanda topan badai,
banjir dan tanah longsor yang menyengsarakan ratusan juta umat manusia.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB GLOBAL WARMING
1. Meningkatnya
emisi Gas Karbon.
Bumi ini pada dasarnya memang
memproduksi gas karbon secara alami, tetapi masih dalam kadar yang rendah dan
masih dapat diatasi oleh bumi itu sendiri. Tetapi saat ini,tingkat produksi gas
tersebut sudah sangat berlebihan. Penyebabnya?Jangan hanya menyalahkan pabrik
dan industri yang menghasilkan polusi yang besar itu, tetapi semua populasi
manusia juga bersalah!!Pabrik-pabrik dan industri itu hanya memenuhi tuntutan
pasar atau masyarakat yang semakin meningkat dan semakin “menggila” sifat konsumtifnya.
Energi matahari yang memasuki
atmosfer bumi ini sebenarnya tidak semuanya dapat diserap dan dimanfaatkan oleh
bumi. Sisa energi yang tidak diserap tersebut seharusnya dipantulkan lahi ke
luar dari atmosfer bumi. Tetapi dikarenakan banyaknya gas polutan(gas karbon)
di dalam atmosfer, maka energi tersebut menjadi tertahan.Karena gas karbon
tersebut memiliki sifat alami untuk menahan energi(panas) yang melewatinya.
Fenomena ini disebut dengan efek
rumah kaca
2. Bocornya lapisan ozon
Sebelum energi matahari mencapai
bumi, energi tersebut akan difilter terlebih dahulu oleh lapisan ozon yang ada
di atmosfer. Tetapi hasil penelitian menunjukkan telah terjadinya penipisan
lapisan ozon. Sudah bisa ditebak apa akibat yang terjadi jika lapisan ozon ini
rusak,atau bahkan bolong.
Salah satu penyebab penipisan
ozon ini adalah meningkatnya pemakaian Chloro Flouro Carbon (CFC). CFC dipakai
dalam kehidupan sehari-hari pada lemari es, air conditioner, bahan pendorong
pada penyembur, pembuat buih, dan sebagai bahan pelarut.
3. Berkurangnya
konverter Gas Karbon
Sebelum era modern, dimana
industri belum berkembang, kehidupan di planet ini sudah memproduksi gas
karbon. Tetapi jumlahnya tidak sedahsyat sekarang. Apalagi masih banyak
konverter gas karbon yang tersedia yang masih mampu mengkonversi semua gas
karbon tersebut menjadi gas yang ramah lingkungan, bahkan dibutuhkan oleh
kehidupan, seperti oksigen.
Salah satu konverter tersebut
adalah hutan. Hutan merupakan rumah bagi pohon dan tuuhan ain yang dianugerahi
kemampuan untuk mengkonsumsi gas karbon tersebut dan menghasilkan gas oksigen.
Tetapi akibat meningkatnya populasi, yang diiringi dengan meningkatnya
kebutuhan akan lahan pemukiman, lahan indusri, lahan pertanian, lahan untuk
fasilitas umum seperti jalan dan gedung,menyebabkan jumlah hutan berkurang
drastis. Belum lagi permintaan pasar akan kayu yang semakin melambung tinggi.
Sumber : http://www.suwayuwo.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar