Bahasa dibentuk oleh
kaidah aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar agar tidak menyebabkan
gangguan pada komunikasi yang terjadi. Kaidah, aturan dan pola-pola yang
dibentuk mencakup tata bunyi, tata bentuk dan tata kalimat. Agar komunikasi
yang dilakukan berjalan lancar dengan baik, penerima dan pengirim bahasa harus
harus menguasai bahasanya.
Bahasa adalah suatu
sistem dari lambang bunyi arbitrer yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan
dipakai oleh masyarakat komunikasi, kerja sama dan identifikasi diri. Bahasa
lisan merupakan bahasa primer, sedangkan bahasa tulisan adalah bahasa sekunder.
Arbitrer yaitu tidak adanya hubungan antara lambang bunyi dengan bendanya.
Fungsi
Bahasa Dalam Masyarakat :
1. Alat
untuk berkomunikasi dengan sesama manusia.
2. Alat
untuk bekerja sama dengan sesama manusia.
3. Alat
untuk mengidentifikasi diri.
Macam-Macam
dan Jenis-Jenis Ragam / Keragaman Bahasa :
1. Ragam
bahasa pada bidang tertentu seperti bahasa istilah hukum, bahasa sains, bahasa
jurnalistik, dsb.
2. Ragam
bahasa pada perorangan atau idiolek seperti gaya bahasa mantan presiden
Soeharto, gaya bahasa benyamin s, dan lain sebagainya.
3. Ragam
bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu wilayah atau dialek seperti
dialek bahasa madura, dialek bahasa medan, dialek bahasa sunda, dialek bahasa
bali, dialek bahasa jawa, dan lain sebagainya.
4. Ragam
bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu golongan sosial seperti ragam
bahasa orang akademisi beda dengan ragam bahasa orang-orang jalanan.
5. Ragam
bahasa pada bentuk bahasa seperti bahasa lisan dan bahasa tulisan.
6. Ragam
bahasa pada suatu situasi seperti ragam bahasa formal (baku) dan informal
(tidak baku).
Bahasa lisan lebih
ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu
untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Lidah setajam pisau / silet oleh
karena itu sebaiknya dalam berkata-kata sebaiknya tidak sembarangan dan
menghargai serta menghormati lawan bicara / target komunikasi.
Bahasa isyarat atau
gesture atau bahasa tubuh adalah salah satu cara bekomunikasi melalui
gerakan-gerakan tubuh. Bahasa isyarat akan lebih digunakan permanen oleh
penyandang cacat bisu tuli karena mereka memiliki bahasa sendiri. Bahasa
isyarat akan dibahas pada artikel lain di situs organisasi.org ini. Selamat
membaca.
A. Fungsi
Di dalam kehidupan
sehari – hari kita sebagai mahklukh hidup tidak bisa hidup sendiri,maka manusia
adalah makhluk sosial, sehingga manusia perlu berinteraksi dengan manusia yang
lainnya. Pada saat manusia membutuhkan eksistensinya diakui, maka interaksi itu
terasa semakin penting. Kegiatan berinteraksi ini membutuhkan alat, sarana atau
media, yaitu bahasa. Sejak saat itulah bahasa menjadi alat, sarana atau media.
Bentuk dasar bahasa adalah ujaran. Ujaranlah yang membedakan manusia dengan
makhluk lainnya. Bahasa bisa di bilang sarana komunikasi mencakup aspek bunyi
dan makna Sistematik karena bahasa memiliki pola dan kaidah yang harus ditaati
agar dapat dipahami oleh pemakainya Mana suka karena unsur-unsur bahasa dipilih
secara acak tanpa dasar Ujar , karena bentuk dasar bahasa Manusiawi, karena
dimanfaatkan manusia.
Bahasa Indonesia dalam
kehidupan kita sehari hari mempunyai fungsi atau kegunaan, di antara nya
sebagai berikut :
1. Sebagai
informasi, yaitu untuk menyampaikan informasi timbal-balik antar anggota
keluarga ataupun anggota-anggota masyarakat.
2. Sebagai
ekspresi diri, yaitu untuk menyalurkan perasaan, sikap, gagasan,emosi atau
tekanan-tekanan perasaan pembaca.
3. Untuk
adaptasi dan integrasi, yaitu untuk menyesuaikan dan membaurkan diri dengan
anggota masyarakat, melalui bahasa seorang anggota masyarakat sedikit demi
sedikit belajar adat istiadat, kebudayaan, pola hidup, perilaku, dan etika
masyarakatnya.
4. Sebagai
kontrol sosial. Selain itu bahasa juga mempunyai fungsi untuk mempengaruhi
sikap dan pendapat orang lain.
Kemudian Fungsi bahasa
sebagai alat komunikasi :
1. Fungsi
instrumental, yakni bahasa digunakan untuk memperoleh sesuatu.
2. Fungsi
regulatoris, yaitu bahasa digunakan untuk mengendalikan prilaku orang lain.
3. Fungsi
intraksional, bahasa digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain.
4. Fungsi
personal, yaitu bahasa dapat digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain.
5. Fungsi
heuristik, yakni bahasa dapat digunakan untuk belajar dan menemukan sesuatu.
6. Fungsi
imajinatif, yakni bahasa dapat difungsikan untuk menciptakan dunia imajinasi.
7. Fungsi
representasional, bahasa difungsikan untuk menyampaikan informasi.
Di dalam bernegara
peranan dan fungsi bahasa Indonesia sangat vital diantaranya sebagai :
1. Bahasa
resmi kenegaraan.
2. Bahasa
pengantar dalam dunia pendidikan.
3. Bahasa
resmi untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional serta
kepentingan pemerintah.
Fungsi bahasa indonesia
sebagai bahasa baku, sebagai berikut :
1. Fungsi
Pemersatu, artinya bahasa Indonesia mempersatukan suku bangsa yang berlatar
budaya dan bahasa yang berbeda-beda.
2. Fungsi
pemberi kekhasan, artinya bahasa baku memperbedakan bahasa itu dengan bahasa
yang lain.
3. Fungsi
penambah kewibawaan, penggunaan bahasa baku akan menambah kewibawaan atau
prestise.
4. Fungsi
sebagai kerangka acuan, mengandung maksud bahwa bahasa baku merupakan kerangka
acuan pemakaian bahasa.
B. Ragam
Bahasa Indonesia
Manusia adalah makhluk
social yang saling berinteraksi dalam masyarakat menggunakan bahasa, dan dalam
masyarakat tersebut terdapat bermacam – macam bahasa yang disebut Ragam Bahasa.
Indonesia merupakan Negara yang terdiri atas beribu-ribu pulau, yang dihuni
oleh ratusan suku bangsa dengan pola kebudayaan sendiri-sendiri, pasti
melahirkan berbagai ragam bahasa yang bermacam-macam dan ini disebut Ragam
Bahasa Indonesia.
Ragam bahasa menurut
sudut pandang penutur atau ragam daerah ( logat / dialek) yaitu baku dan tidak
baku.Ragam bahasa menurut sikap penutur , gaya atau langgam yang digunakan
penutur terhadap orang yang diajak bicara. Dari sudut pandangan bidang atau
pokok persoalan ragam menurut sarananya yaitu Lisan : dengan intonasi yaitu
tekanan, nada, tempo suara, dan perhentian. Dan Tulisan : dipengaruhi oleh bentuk,
pola kalimat, dan tanda baca. ragam yang mengalami gangguan pencampuran. Ragam
bahasa menurut bidang wacana :
1. Ragam
ilmiah : bahasa yang digunakan dalam kegiatan ilmiah,ceramah, tulisan-tulisan
ilmiah.
2. Ragam
populer : bahasa yang digunakan dalam pergaulan seharihari dan dalam tulisan
populer.
3. Ragam
bahasa baku dan tidak baku
Ciri – ciri ragam bahasa
baku yaitu kemantapan dinamis, memiliki kaidah dan aturan yang relatif tetap
dan luwes. Kecendekiaan, sanggup mengungkap proses pemikiran yang rumit diberbagai
ilmu dan tekhnologi. Keseragaman kaidah adalah keseragaman aturan atau norma.
Proses pembakuan bahasa
terjadi karena keperluan komunikasi. Dalam proses pembakuan atau standardisasi
variasi bahasa, bahasa itu disebut bahasa baku atau standard. Pembakuan tidak
bermaksud untuk mematikan variasi-variasi bahasa tidak baku. Untuk mengatasi
keanekaragaman pemakaian bahasa yang merupakan variasi dari bahasa tidak baku
maka diperlukan bahasa bahasa baku atau bahasa standard.
Bahasa Indonesia baku
adalah ragam bahasa yang dipergunakan dalam: komunikasi resmi, yakni
surat-menyurat resmi, pengumuman yang dikeluarkan oleh instansi resmi, penamaan
dan peristilahan resmi, perundang-undangan, dan sebagainya. wacana teknis,
yakni dalam laporan resmi dan karangan ilmiah.
pembicaraan
di depan umum yakni dalam ceramah, kuliah, khotbah, pembicaraan dengan orang
yang dihormati yakni orang yang lebih tua, lebih tinggi status sosialnya dan
orang yang baru dikenal.
Ciri struktur
(unsur-unsur) bahasa Indonesia baku adalah sebagai berikut :
1. Pemakaian
awalan me- dan ber- (bila ada) secara eksplisit dan konsisten.
2. Pemakaian
fungsi gramatikal (subyek, predikat, dan sebagainya secara eksplisit dan
konsisten.
3. Pemakaian
fungsi bahwa dan karena (bila ada) secara eksplisit dan konsisten (pemakaian
kata penghubung secara tepat dan ajeg.
4. Pemakaian
pola frase verbal aspek + agen + verba (bila ada) secara konsisten (penggunaan
urutan kata yang tepat).
5. Pemakaian
konstruksi sintesis (lawan analitis).
6. Pemakaian
partikel kah, lah, dan pun secara konsisten.
7. Pemakaian
preposisi yang tepat.
8. Pemakaian
bentuk ulang yang tepat menurut fungsi dan tempatnya.
9. Pemakaian
unsur-unsur leksikal berikut berbeda dari unsur-unsur yang menandai bahasa
Indonesia baku.
10. Pemakaian
ejaan resmi yang sedang berlaku (EYD).
11. Pemakaian
peristilahan resmi.
Ragam Bahasa Tulis dan
Bahasa Lisan menurut pemakaian kaidah yang baku di antaranya ada dua perbedaan
yang mencolok mata yang dapat diamati antara ragam bahas tulis dengan ragam
bahasa lisan, yaitu :
a. Dari
segi suasana peristiwa
Jika menggunakan bahasa
tulisan tentu saja orang yang diajak berbahasa tidak ada dihadapan kita.
Olehnya itu, bahasa yang digunakan perlu lebih jelas. Fungsi gramatikal,
seperti subjek, predikat, objek, dan hubungan antara setiap fungsi itu harus
nyata dan erat. Sedangkan dalam bahasa lisan, karena pembicara berhadapan
langsung dengan pendengar, unsur (subjek-predikat-objek) kadangkala dapat
diabaikan.
b. Dari
segi intonasi
Yang membedakan bahasa
lisan dan tulisan adalah berkaitan dengan intonasi (panjang-pendek suara/tempo,
tinggi-rendah suara/nada, keras-lembut suara/tekanan) yang sulit dilambangkan
dalam ejaan dan tanda baca, serta tata tulis yang dimiliki. Goeller (1980)
mengemukakan bahwa ada tiga krakteristik bahasa tulisan yaitu acuracy, brevety,
claryty (ABC).
Acuracy (akurat) adalah
segala informasi atau gagasan yang dituliskan dapat memberi keyakinan bagi
pembaca bahwa hal tersebut masuk akal atau logis.
Brevety (ringkas) yang
berarti gagasan tertulis yang disampaikan bersifat singkat karena tidak
menggunakan kata yang mubazir dan berulang, seluruh kata yang digunakan dalam
kalimat ada fungsinya. Claryty (jelas) adalah tulisan itu mudah dipahami, alur
pikirannya mudah diikuti oleh pembaca. Tidak menimbulkan salah tafsir bagi
pembaca. Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Berbahasa Indonesia yang
baik adalah berbahasa Indonesia yang sesuai dengan tempat tempat terjadinya
kontak berbahasa, sesuai dengan siapa lawan bicara, dan sesuai dengan topic
pembicaraan. Bahasa Indonesia yang baik tidak selalu perlu beragam baku. Yang
perlu diperhatikan dalam berbahasa Indonesia yang baik adalah pemanfaatan ragam
yang tepat dan serasi menurut golongan penutur dan jenis pemakaian bahasa. Ada
pun berbahasa Indonesia yang benar adalah berbahasa Indonesia yang sesuai
dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia.
Sumber : http://erikgundar.wordpress.com/2011/11/29/definisipengertian-bahasa-ragam-dan-fungsi-bahasa-pelajaran-bahasa-indonesia/